Sabtu, 04 Mei 2013

Suaramu Menumbuhkan Kekaguman Dihatiku

Posted by Unknown at 22.06

Tema  yang  cocok untuk kisah yang saya alami selama bertahun-tahun, objek dari kisah saya adalah seorang Imam Tarwih Masjid Nurul Huda Gusung setiap  Bulan Ramadhan, aku selalu membanggakan dia kepada orang lain, membesar-besarkan dia, memamerkan dia, tepatnya kepada teman-teman sekolahku sejak kelas 1 SMP. Sampai sekarang pun aku masih mengagumi dia meskipun dia sudah tidak jadi imam Tarwih lagi di Masjid Nurul Huda Gusung :x jatuh cinta.


Uum saya mau menceritakan latar belakang dari kisahku ini, sewaktu SD saya punya nilai terbaik di sekolah, nilai Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dll, kecuali Pend.Agama Islam, nilaiku 7, aku ditegur sama nenek temanku, dia bilang “kenapa nilai agamanu 7 ji nak, tidak pintarko kah mengaji nak?”, mendengar hal itu aku terdiam malu. Yaaa memang waktu itu aku belum terlalu mahir dalam membaca Al-Qur’an, sedikit sekali niat yang aku punya untuk mempelajarinya, tapi semuanya berubah ketika ku mendengar suara si Imam melantungkan Ayat Suci Al-Qur’an saat menjadi imam Tarwih di masjid tepat didepan rumahku. Aku masih ingat waktu itu di bulan Ramadhan 1428 H, entah itu tarwih keberapa, aku menjadi salah satu makmun dia, ketika dia mulai membaca surah Al-Qur’an ala-ala anak pesantren, ada Qori nya (lagu-lagunya), hatiku langsung merinding, rasanya mau menangis. SubhanaAllah suaranya sungguh-sungguh merdu di telinga dan terekam di hati. Pas setelah salam akupun berpikir dan berkata dalam hati “SubhanaAllah bagemanami itu orangnya yang jadi imam, baguuusna suarana, rugiku kurasa baru sekarang kusadari kalo baguski suaranya imam ka, kenapa bukan dari dulu :( sedih, sebentar kalo sudahmi orang sholat, mauka liatki deh, yang manayya orangna”. Setiap kali berdiri untuk melaksanakan Tarwih selanjutnya, aku seringkali berdiri lebih dulu dari jami’ah lain, mencoba menengok ke bawah, tapi yang aku liat cuma kopiah nya :( sedih, dan sayang sekali saya cuma bisa ambil tarwih yang 8 rakaat, karena waktu itu memang aku belum terlalu cinta Ramadhan, puasa ya puasa, tanpa ada ibadah lain. Namun hatiku sedikit demi sedikit terbuka untuk melakukan lebih banyak ibadah di Bulan Ramadhan (Alhamdulillah). Shubuhnya, seusai sahur, saya mulai mengusahakan diri untuk ke Masjid melaksanakan Sholat Shubuh berjama’ah, ternyata yang menjadi imam adalah imam Tarwih tadi malam, lagi-lagi aku jatuh cinta mendengar suaranya. Terpaksa saya tinggal di Masjid sambil mendengar ceramah Shubuh, mungkin ini demi untuk melihat si imam :"> pipi memerah. Tapi usaha saya boleh dibilang gagal, si imam belum keluar dari tempat para jama’ah ikhwan, saat kulihat, ternyata dia sedang beri’tikaf :x jatuh cinta. Saya belum merasa puas, karena tidak sempat melihat wajah dan mengetahui siapa namanya.

Setelah itu aku sudah mulai mengusahakan diri untuk melaksanakan sholat Tarwih berjama’ah secara rutin, dan malam demi malam akhirnya aku bisa melihat siapa orangnya, meskipun dari kejauhan, saya bisa simpulkan apa yang aku lihat, dia sangat tampan dan menyenangkan saat dipandang. Hal ini memberi saya motivasi untuk melaksanakan sholat Tarwih berjama’ah secara rutin di Masjid Nurul Huda Gusung :D tersenyum lebar. Jadi setiap kali saya pulang tarwih, saya sering menunggu dia sampai keluar dari masjid. Selain ingin mengetahui orangnya yang mana, saya pun berusaha untuk mengetahui siapa namanya, Alhamdulillah saya juga berhasil mengetahuinya namanya melalui informasi yang disampaikan saat sholat Jum’at berjama’ah, namanya si imam Ustadz Zulkifli :x jatuh cinta, ternyata selain wajahnya yang tampan, namanya juga mengagumkan.

Dan entah kenapa juga, hari demi hari saya bisa mengetahui berbagai informasi tentangnya dengan mudah, salah satunya dari teman SD ku, dia memberitahuku asalnya darimana, saudaranya berapa, pendidikannya dimana, dll. Informasi yang saya dengar dari temanku tentu tidak kuragukan, karena om dari temanku adalah salah satu  Muballaqah Masjid Nurul Huda Gusung, namanya Ustadz Arsyad, dia akrab dengan Ustadz Zulkifli. Bahkan kata temanku Ustadz Zulkifli pernah makan dirumahnya si Ustadz Arsyad, yaa aku sedikit iri :( sedih, andai saja saya punya kakak ikhwan yang akrab dengan Ustadz Zulkifli, dia pasti juga akan bermain ke rumah ku, jadi dengan begitu saya bisa akrab dan dekat dengannya, tapi hal itu hanya khayalanku saja :(( menangis. Saya pernah merasa kecewa ketika ku diberitahu sama nenek saya, bahwa si imam tarwih itu sudah punya istri dan anak, tapi saat kuberitahu temanku, katanya belum, dia masih single, hehe masih ada kesempatan #:-S whew!. Uumm saya juga pernah merasa jengkel dan cemburu ketika mngetahui dari temanku bahwa sepupunya akrab dengan Ustadz Zulkifli, katanya dia sering sms-an, terkadang bertemu, dll. Tapi saya tidak mau kalah, saya yakin pasti saya juga bisa akrab dengannya suatu saat nanti :) senang. Tapi sayang banget sampai sekarang aku belum akrab dengannya :(( menangis, masih dalam proses.

Setiap Ramadhan datang ingatanku terhadap Ustadz Zulkifli kembali, aku merasa senang karena bisa melihat Ustadz Zulkifli lagi. Seperti tahun lalu, setiap sholat Tarwih aku selalu berusaha bisa berada di saf depan bagian wanita lt.2, saat kudengar suaranya kembali melantungkan ayat suci Al-Qur’an, SubhanaAllah hatiku semakin gemetar, menyentuh sekali. Seandainya dia adalah kakakku, mungkin aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini, karena bisa punya kakak yang alim, ganteng, penghafal Al-Qur’an, dan segalanya. Melalui Ustadz Zulkifli aku merasa terinspirasi untuk bisa membaca Al-Qur’an sesuai makhraj nya dengan suara merdu, bahkan aku berusaha untuk bisa menghafal Al-Qur’an lho, salah satunya adalah Surah Al-A’la, aku berusaha menghafalnya, karena setiap sholat Witir Ustadz Zulkifli sering membaca Surah ini.

Malam demi malam, aku pikir sangat disayangkan jika aku tidak merekam suaranya, jadi setiap ku ke masjid, saya tidak pernah lupa untuk membawa Handphone, hehe. Mulai tarwih pertama hingga witir, aku merekam suaranya. Selain imamnya, aku juga suka dengan muballaqah di masjid itu, suara mereka juga merdu :x jatuh cinta. Setiap selesai berdo’a dan shalawat Nabi dinyanyikannya, aku lebih memilih untuk tetap tinggal di masjid dulu sambil mengintip mereka yang sedang bershalawat, SubhanaAllah lagi-lagi aku jatuh cinta, mereka semua mempesona. Tak lama menatap mereka dari kejauhan, sesetiap kali pun mereka berbalik bergantian dan senyum kepadaku, aku membalas senyum mereka, Alhamdulillah aku senang banget saat mereka senyum kepadaku. Hal ini membuat aku semakin rajin ke masjid, semua kegiatan Amaliah Ramadhan yang diadakan di Masjid itu aku ikuti hingga selesai, seperti Dzikir bersama, melaksanakan Sholat malam/Lail, Nuzulul Qur’an, takbiran di masjid, dsb. Waktuku kebanyakan dihabiskan di masjid dibanding di rumah ataupun diluar rumah, saya merasa sulit untuk berada jauh dari masjid Nurul Huda Gusung :-* cium.

Oia aku pernah melakukan hal lucu terhadap Ustadz Zulkifli :"> pipi memerah, pernah sekali aku buntutin dia sampai ke rumahnya, sehabis beri’tikaf di dalam masjid usai sholat Shubuh. Pagi itu aku menunggunya di depan rumahku, pas aku lihat dia keluar dari masjid aku pun menyamar sebagai pejalan kaki biasa sambil mengikuti jejaknya kemanapun dia pergi. Langkah demi langkah ku habiskan, terkadang aku ingin tertawa, aku seperti orang yang ada di film-film, hehe. Jalanan yang kutempuh pun semakin sepi, aku hampir ketahuan saat dia berbalik badan dan melihatku dengan wajah curiga, aku pun menghentikan langkahku dan menampakkan wajah biasa-biasa sambil melakukan hal-hal aneh seperti menatap langit dan mengambil batu :D tersenyum lebar. Kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya dan berhenti saat bertemu seorang bapak-bapak, sepertinya bapak-bapak itu juga seorang Ustadz penceramah, kulihat mereka bersalaman dan dia kembali melihatku, aku sempat kaget saat dia melihatku, aku pun kembali menampakkan wajah yang biasa-biasa :| wajah tanpa emosi. Setelah itu dia kembali berjalan hingga sampai disebuah rumah batu cantik. Aku pun mengambil kesimpulan kalau dia tinggal di rumah itu. Keesokan paginya, aku kembali ke daerah menuju rumah tersebut untuk menunggu Ustadz Zulkifli lewat. Beberapa menit aku menunggu, tapi dia belum juga datang, terpaksa aku pulang, ketika aku memasuki sebuah lorong, aku melihat Ustadz Zulkifli juga melewati lorong itu menuju rumahnya. Akhirnya akupun berpapasan dengannya, berjalan sambil berhadapan dengannya, kulihat mulutnya sedang mengucapkan sesuatu, pas tepat berada di sampingku ternyata dia sedang berdzikir sambil berjalan (SubhanaAllah), aku pun menyebut namanya dengan suara kecil “Ustadz Zulkifli”, dia melihatku dengan wajah heran, tapi saya tak sanggup untuk melihat wajahnya, saya hanya bisa tersenyum menunduk disebabkan perasaan de’degan ini :"> pipi memerah. Akhirnya dia pun berlalu. SubhanaAllah, meskipun aku tidak melihat wajahnya secara langsung, dipikiranku wajahnya tersirat begitu mudah, dia sangat tampan, putih, alisnya tebal, hidungnya mancung, dia tegap, tinggi, pokoknya Wooww banget. Baru kali pertama aku jatuh cinta besar-besaran kepada seseorang, tapi aku bangga bisa jatuh cinta dengan orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seorang penghafal Al-Qur’an, seorang yang baik hati dan sholeh :x jatuh cinta.

Setelah itu aku mengalami peristiwa kedua yang mungkin membuatku kecewa :-&lt berkesah. Saat itu sedang malam Takbiran, kudengar suaranya yg merdu mengucapkan takbir di Masjid, akupun berlari mengambil handphoneku untuk merekam suaranya. Setelah itu aku menuju ke Masjid sambil menunggu mobil takbiran lewat di jalan depan Masjid. Tak lama kemudian, aku merasa kaget ketika seorang ikhwan memakai baju koko hitam berada di depan ku, aku termenung sejenak menatapnya jelas-jelas dan berkata dalam hati “Ustadz Zulkifli”, saat kulihat dia dan diapun melihatku, aku tak bisa bicara apa-apa. Setelah dia berlalu dari hadapanku, aku sempat menyesal dan berkata dalam hati “kenapa tadi diam ja saja, cobanya tadi langsungka bilang Assalamu’alaykum sama dia trus ku sebutki namanya, pasti langsungi kaget, trus kenalanma supaya bisaka akrab sama dia :-&lt berkesah. Padahal tadi besar sekali peluangku, tolo ku deh :(( menangis, malam terakhirmi lagi ini di bulan suci Ramadhan, besok-besok pasti tidak adami :( sedih”. Tapi saya menyemangati diriku sendiri untuk bersabar menunggunya untuk bisa akrab sama Ustadz Zulkifli :x jatuh cinta.

Tahun demi tahun, Ramadhan demi Ramadhan, kuselalu merasa bangga bisa jadi makmun Ustadz Zulkifli, dan kulakukan aktivitasku untuk bisa akrab dan mengenang terus Ustadz Zulkifli dengan cara merekam suaranya, menunggunya sampai keluar dari masjid, dll seperti di tahun-tahun kemarin di Bulan Suci Ramadhan. Namun berbagai cobaan pun ku alami, setiap Ramadhan pergi aku selalu merasa Ustadz Zulkifli berada didekatku, setiap kali ku merasa galau, kesepian, sedih, ataupun senang, kumencoba memutar kembali hasil rekaman suara Ustadz Zulkifli saat di Bulan Ramadhan, dan kukirim sebagian ke Handphone adikku untuk memamerkannya kepada dia. Tapi semuanya selalu tidak bertahan lama, aku sering kehilangan rekaman-rekaman suara itu, disebabkan oleh hal-hal yang tidak kuinginkan seperti memori card ku rusak, HP ku hilang, dan kesalahan tekhnis lainnya, entah kenapa seperti itu :( sedih. Tetapi aku selalu berkata dalam hati “biarmi deh, Insya Allah masih adaji itu di Ramadhan kemudian”. Uumm ternyata prediksiku salah, di tahun 1431 H, yang menjadi imam Tarwih di Masjid Nurul Huda Gusung bukan Ustadz Zulkifli, aku sedih banget :(( menangis. Tapi aku yakin suatu saat nanti aku akan bertemu dengan Ustadz Zulkifli kembali. Ternyata benar, dia masih sering datang ke Masjid Nurul Huda Gusung pada saat Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dll. Jadi  aku masih sempat merekam suaranya yang merdu sebagai kenangan :x jatuh cinta.

Sebenarnya kisah cintaku masih berlanjut, ketika aku mendengar suara Ustadz Bilal (itu adalah nama samaran yang aku buat untuknya, nama sebenarnya adalah Ustadz Mahmud Ahmad). Aku juga suka dia, karena dia juga seorang penghafal Al-qur’an, suaranya merdu, cakep, selain bisa jadi imam sholat Tarwih, dia juga fasih dalam menyanyikan lagu-lagu shalawat Nabi, adzan juga bisa, aku juga sering merekam suaranya. Dia tinggal di sekitar daerahku juga (tetangga), dulu aku menganggapnya cuma orang biasa, ternyata dia juga adalah orang yang luar biasa. Tapi cintaku kepada Ustadz Zulkifli lebih besar dari dia, tapi Ustadz Bilal adalah orang ke 2 yang aku kagumi :x jatuh cinta.
Uumm, kisah ku mungkin amat panjang yah, tapi ini bukan karangan lho, ini adalah kenyataan.

0 comments on "Suaramu Menumbuhkan Kekaguman Dihatiku"

Posting Komentar

Post Icon

Suaramu Menumbuhkan Kekaguman Dihatiku


Tema  yang  cocok untuk kisah yang saya alami selama bertahun-tahun, objek dari kisah saya adalah seorang Imam Tarwih Masjid Nurul Huda Gusung setiap  Bulan Ramadhan, aku selalu membanggakan dia kepada orang lain, membesar-besarkan dia, memamerkan dia, tepatnya kepada teman-teman sekolahku sejak kelas 1 SMP. Sampai sekarang pun aku masih mengagumi dia meskipun dia sudah tidak jadi imam Tarwih lagi di Masjid Nurul Huda Gusung :x jatuh cinta.


Uum saya mau menceritakan latar belakang dari kisahku ini, sewaktu SD saya punya nilai terbaik di sekolah, nilai Matematika, Bahasa Indonesia, IPA, IPS, dll, kecuali Pend.Agama Islam, nilaiku 7, aku ditegur sama nenek temanku, dia bilang “kenapa nilai agamanu 7 ji nak, tidak pintarko kah mengaji nak?”, mendengar hal itu aku terdiam malu. Yaaa memang waktu itu aku belum terlalu mahir dalam membaca Al-Qur’an, sedikit sekali niat yang aku punya untuk mempelajarinya, tapi semuanya berubah ketika ku mendengar suara si Imam melantungkan Ayat Suci Al-Qur’an saat menjadi imam Tarwih di masjid tepat didepan rumahku. Aku masih ingat waktu itu di bulan Ramadhan 1428 H, entah itu tarwih keberapa, aku menjadi salah satu makmun dia, ketika dia mulai membaca surah Al-Qur’an ala-ala anak pesantren, ada Qori nya (lagu-lagunya), hatiku langsung merinding, rasanya mau menangis. SubhanaAllah suaranya sungguh-sungguh merdu di telinga dan terekam di hati. Pas setelah salam akupun berpikir dan berkata dalam hati “SubhanaAllah bagemanami itu orangnya yang jadi imam, baguuusna suarana, rugiku kurasa baru sekarang kusadari kalo baguski suaranya imam ka, kenapa bukan dari dulu :( sedih, sebentar kalo sudahmi orang sholat, mauka liatki deh, yang manayya orangna”. Setiap kali berdiri untuk melaksanakan Tarwih selanjutnya, aku seringkali berdiri lebih dulu dari jami’ah lain, mencoba menengok ke bawah, tapi yang aku liat cuma kopiah nya :( sedih, dan sayang sekali saya cuma bisa ambil tarwih yang 8 rakaat, karena waktu itu memang aku belum terlalu cinta Ramadhan, puasa ya puasa, tanpa ada ibadah lain. Namun hatiku sedikit demi sedikit terbuka untuk melakukan lebih banyak ibadah di Bulan Ramadhan (Alhamdulillah). Shubuhnya, seusai sahur, saya mulai mengusahakan diri untuk ke Masjid melaksanakan Sholat Shubuh berjama’ah, ternyata yang menjadi imam adalah imam Tarwih tadi malam, lagi-lagi aku jatuh cinta mendengar suaranya. Terpaksa saya tinggal di Masjid sambil mendengar ceramah Shubuh, mungkin ini demi untuk melihat si imam :"> pipi memerah. Tapi usaha saya boleh dibilang gagal, si imam belum keluar dari tempat para jama’ah ikhwan, saat kulihat, ternyata dia sedang beri’tikaf :x jatuh cinta. Saya belum merasa puas, karena tidak sempat melihat wajah dan mengetahui siapa namanya.

Setelah itu aku sudah mulai mengusahakan diri untuk melaksanakan sholat Tarwih berjama’ah secara rutin, dan malam demi malam akhirnya aku bisa melihat siapa orangnya, meskipun dari kejauhan, saya bisa simpulkan apa yang aku lihat, dia sangat tampan dan menyenangkan saat dipandang. Hal ini memberi saya motivasi untuk melaksanakan sholat Tarwih berjama’ah secara rutin di Masjid Nurul Huda Gusung :D tersenyum lebar. Jadi setiap kali saya pulang tarwih, saya sering menunggu dia sampai keluar dari masjid. Selain ingin mengetahui orangnya yang mana, saya pun berusaha untuk mengetahui siapa namanya, Alhamdulillah saya juga berhasil mengetahuinya namanya melalui informasi yang disampaikan saat sholat Jum’at berjama’ah, namanya si imam Ustadz Zulkifli :x jatuh cinta, ternyata selain wajahnya yang tampan, namanya juga mengagumkan.

Dan entah kenapa juga, hari demi hari saya bisa mengetahui berbagai informasi tentangnya dengan mudah, salah satunya dari teman SD ku, dia memberitahuku asalnya darimana, saudaranya berapa, pendidikannya dimana, dll. Informasi yang saya dengar dari temanku tentu tidak kuragukan, karena om dari temanku adalah salah satu  Muballaqah Masjid Nurul Huda Gusung, namanya Ustadz Arsyad, dia akrab dengan Ustadz Zulkifli. Bahkan kata temanku Ustadz Zulkifli pernah makan dirumahnya si Ustadz Arsyad, yaa aku sedikit iri :( sedih, andai saja saya punya kakak ikhwan yang akrab dengan Ustadz Zulkifli, dia pasti juga akan bermain ke rumah ku, jadi dengan begitu saya bisa akrab dan dekat dengannya, tapi hal itu hanya khayalanku saja :(( menangis. Saya pernah merasa kecewa ketika ku diberitahu sama nenek saya, bahwa si imam tarwih itu sudah punya istri dan anak, tapi saat kuberitahu temanku, katanya belum, dia masih single, hehe masih ada kesempatan #:-S whew!. Uumm saya juga pernah merasa jengkel dan cemburu ketika mngetahui dari temanku bahwa sepupunya akrab dengan Ustadz Zulkifli, katanya dia sering sms-an, terkadang bertemu, dll. Tapi saya tidak mau kalah, saya yakin pasti saya juga bisa akrab dengannya suatu saat nanti :) senang. Tapi sayang banget sampai sekarang aku belum akrab dengannya :(( menangis, masih dalam proses.

Setiap Ramadhan datang ingatanku terhadap Ustadz Zulkifli kembali, aku merasa senang karena bisa melihat Ustadz Zulkifli lagi. Seperti tahun lalu, setiap sholat Tarwih aku selalu berusaha bisa berada di saf depan bagian wanita lt.2, saat kudengar suaranya kembali melantungkan ayat suci Al-Qur’an, SubhanaAllah hatiku semakin gemetar, menyentuh sekali. Seandainya dia adalah kakakku, mungkin aku adalah orang yang paling beruntung di dunia ini, karena bisa punya kakak yang alim, ganteng, penghafal Al-Qur’an, dan segalanya. Melalui Ustadz Zulkifli aku merasa terinspirasi untuk bisa membaca Al-Qur’an sesuai makhraj nya dengan suara merdu, bahkan aku berusaha untuk bisa menghafal Al-Qur’an lho, salah satunya adalah Surah Al-A’la, aku berusaha menghafalnya, karena setiap sholat Witir Ustadz Zulkifli sering membaca Surah ini.

Malam demi malam, aku pikir sangat disayangkan jika aku tidak merekam suaranya, jadi setiap ku ke masjid, saya tidak pernah lupa untuk membawa Handphone, hehe. Mulai tarwih pertama hingga witir, aku merekam suaranya. Selain imamnya, aku juga suka dengan muballaqah di masjid itu, suara mereka juga merdu :x jatuh cinta. Setiap selesai berdo’a dan shalawat Nabi dinyanyikannya, aku lebih memilih untuk tetap tinggal di masjid dulu sambil mengintip mereka yang sedang bershalawat, SubhanaAllah lagi-lagi aku jatuh cinta, mereka semua mempesona. Tak lama menatap mereka dari kejauhan, sesetiap kali pun mereka berbalik bergantian dan senyum kepadaku, aku membalas senyum mereka, Alhamdulillah aku senang banget saat mereka senyum kepadaku. Hal ini membuat aku semakin rajin ke masjid, semua kegiatan Amaliah Ramadhan yang diadakan di Masjid itu aku ikuti hingga selesai, seperti Dzikir bersama, melaksanakan Sholat malam/Lail, Nuzulul Qur’an, takbiran di masjid, dsb. Waktuku kebanyakan dihabiskan di masjid dibanding di rumah ataupun diluar rumah, saya merasa sulit untuk berada jauh dari masjid Nurul Huda Gusung :-* cium.

Oia aku pernah melakukan hal lucu terhadap Ustadz Zulkifli :"> pipi memerah, pernah sekali aku buntutin dia sampai ke rumahnya, sehabis beri’tikaf di dalam masjid usai sholat Shubuh. Pagi itu aku menunggunya di depan rumahku, pas aku lihat dia keluar dari masjid aku pun menyamar sebagai pejalan kaki biasa sambil mengikuti jejaknya kemanapun dia pergi. Langkah demi langkah ku habiskan, terkadang aku ingin tertawa, aku seperti orang yang ada di film-film, hehe. Jalanan yang kutempuh pun semakin sepi, aku hampir ketahuan saat dia berbalik badan dan melihatku dengan wajah curiga, aku pun menghentikan langkahku dan menampakkan wajah biasa-biasa sambil melakukan hal-hal aneh seperti menatap langit dan mengambil batu :D tersenyum lebar. Kemudian dia kembali melanjutkan langkahnya dan berhenti saat bertemu seorang bapak-bapak, sepertinya bapak-bapak itu juga seorang Ustadz penceramah, kulihat mereka bersalaman dan dia kembali melihatku, aku sempat kaget saat dia melihatku, aku pun kembali menampakkan wajah yang biasa-biasa :| wajah tanpa emosi. Setelah itu dia kembali berjalan hingga sampai disebuah rumah batu cantik. Aku pun mengambil kesimpulan kalau dia tinggal di rumah itu. Keesokan paginya, aku kembali ke daerah menuju rumah tersebut untuk menunggu Ustadz Zulkifli lewat. Beberapa menit aku menunggu, tapi dia belum juga datang, terpaksa aku pulang, ketika aku memasuki sebuah lorong, aku melihat Ustadz Zulkifli juga melewati lorong itu menuju rumahnya. Akhirnya akupun berpapasan dengannya, berjalan sambil berhadapan dengannya, kulihat mulutnya sedang mengucapkan sesuatu, pas tepat berada di sampingku ternyata dia sedang berdzikir sambil berjalan (SubhanaAllah), aku pun menyebut namanya dengan suara kecil “Ustadz Zulkifli”, dia melihatku dengan wajah heran, tapi saya tak sanggup untuk melihat wajahnya, saya hanya bisa tersenyum menunduk disebabkan perasaan de’degan ini :"> pipi memerah. Akhirnya dia pun berlalu. SubhanaAllah, meskipun aku tidak melihat wajahnya secara langsung, dipikiranku wajahnya tersirat begitu mudah, dia sangat tampan, putih, alisnya tebal, hidungnya mancung, dia tegap, tinggi, pokoknya Wooww banget. Baru kali pertama aku jatuh cinta besar-besaran kepada seseorang, tapi aku bangga bisa jatuh cinta dengan orang yang dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala, seorang penghafal Al-Qur’an, seorang yang baik hati dan sholeh :x jatuh cinta.

Setelah itu aku mengalami peristiwa kedua yang mungkin membuatku kecewa :-&lt berkesah. Saat itu sedang malam Takbiran, kudengar suaranya yg merdu mengucapkan takbir di Masjid, akupun berlari mengambil handphoneku untuk merekam suaranya. Setelah itu aku menuju ke Masjid sambil menunggu mobil takbiran lewat di jalan depan Masjid. Tak lama kemudian, aku merasa kaget ketika seorang ikhwan memakai baju koko hitam berada di depan ku, aku termenung sejenak menatapnya jelas-jelas dan berkata dalam hati “Ustadz Zulkifli”, saat kulihat dia dan diapun melihatku, aku tak bisa bicara apa-apa. Setelah dia berlalu dari hadapanku, aku sempat menyesal dan berkata dalam hati “kenapa tadi diam ja saja, cobanya tadi langsungka bilang Assalamu’alaykum sama dia trus ku sebutki namanya, pasti langsungi kaget, trus kenalanma supaya bisaka akrab sama dia :-&lt berkesah. Padahal tadi besar sekali peluangku, tolo ku deh :(( menangis, malam terakhirmi lagi ini di bulan suci Ramadhan, besok-besok pasti tidak adami :( sedih”. Tapi saya menyemangati diriku sendiri untuk bersabar menunggunya untuk bisa akrab sama Ustadz Zulkifli :x jatuh cinta.

Tahun demi tahun, Ramadhan demi Ramadhan, kuselalu merasa bangga bisa jadi makmun Ustadz Zulkifli, dan kulakukan aktivitasku untuk bisa akrab dan mengenang terus Ustadz Zulkifli dengan cara merekam suaranya, menunggunya sampai keluar dari masjid, dll seperti di tahun-tahun kemarin di Bulan Suci Ramadhan. Namun berbagai cobaan pun ku alami, setiap Ramadhan pergi aku selalu merasa Ustadz Zulkifli berada didekatku, setiap kali ku merasa galau, kesepian, sedih, ataupun senang, kumencoba memutar kembali hasil rekaman suara Ustadz Zulkifli saat di Bulan Ramadhan, dan kukirim sebagian ke Handphone adikku untuk memamerkannya kepada dia. Tapi semuanya selalu tidak bertahan lama, aku sering kehilangan rekaman-rekaman suara itu, disebabkan oleh hal-hal yang tidak kuinginkan seperti memori card ku rusak, HP ku hilang, dan kesalahan tekhnis lainnya, entah kenapa seperti itu :( sedih. Tetapi aku selalu berkata dalam hati “biarmi deh, Insya Allah masih adaji itu di Ramadhan kemudian”. Uumm ternyata prediksiku salah, di tahun 1431 H, yang menjadi imam Tarwih di Masjid Nurul Huda Gusung bukan Ustadz Zulkifli, aku sedih banget :(( menangis. Tapi aku yakin suatu saat nanti aku akan bertemu dengan Ustadz Zulkifli kembali. Ternyata benar, dia masih sering datang ke Masjid Nurul Huda Gusung pada saat Hari Raya Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW, dll. Jadi  aku masih sempat merekam suaranya yang merdu sebagai kenangan :x jatuh cinta.

Sebenarnya kisah cintaku masih berlanjut, ketika aku mendengar suara Ustadz Bilal (itu adalah nama samaran yang aku buat untuknya, nama sebenarnya adalah Ustadz Mahmud Ahmad). Aku juga suka dia, karena dia juga seorang penghafal Al-qur’an, suaranya merdu, cakep, selain bisa jadi imam sholat Tarwih, dia juga fasih dalam menyanyikan lagu-lagu shalawat Nabi, adzan juga bisa, aku juga sering merekam suaranya. Dia tinggal di sekitar daerahku juga (tetangga), dulu aku menganggapnya cuma orang biasa, ternyata dia juga adalah orang yang luar biasa. Tapi cintaku kepada Ustadz Zulkifli lebih besar dari dia, tapi Ustadz Bilal adalah orang ke 2 yang aku kagumi :x jatuh cinta.
Uumm, kisah ku mungkin amat panjang yah, tapi ini bukan karangan lho, ini adalah kenyataan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 comments:

Posting Komentar

 

I and A Million Dreams ツ Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Sponsored by Blogger Template Gallery